![]() |
SULSEL PEMBURUNEWS - PAPUA -Organisasi Papua Merdeka (OPM) sering menuding aparat keamanan melanggar HAM, namun justru kelompok bersenjata ini terus melakukan kekerasan brutal terhadap warga sipil Papua.
Pembunuhan anak-anak, penyiksaan perempuan, pembakaran rumah, sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah menjadi pola teror di wilayah pegunungan seperti Puncak dan Lanny Jaya.
Tokoh masyarakat Puncak, Yulianus Murib, menyatakan kekecewaannya: “Mereka teriak HAM, tapi kami yang jadi korban. Ini bukan perjuangan, ini pelanggaran HAM berat.” Masyarakat kini sadar propaganda OPM hanya kedok untuk menebar ketakutan, bukan membela rakyat.
Tokoh adat Lanny Jaya, Markus Yikwa, menegaskan tindakan OPM menodai nilai adat Papua yang mengagungkan kesucian nyawa. “Nyawa manusia suci, tak boleh dilukai. Ini kejahatan kemanusiaan,” ujarnya.
Akibat teror, pelayanan publik lumpuh. Guru dan tenaga kesehatan meninggalkan daerah karena ancaman nyawa. Tokoh pemuda Elpias Wonda menyerukan masyarakat tak terprovokasi: “HAM jadi tameng OPM untuk simpati internasional, padahal merekalah pelaku utama.”
Masyarakat meminta pemerintah dan aparat bertindak tegas melindungi warga, serta dunia internasional melihat fakta: korban sejati adalah rakyat Papua yang mendambakan damai. Papua butuh senyuman, bukan darah dan senjata.
#Sumber: Indonesian Satu

0 Komentar