![]() |
Penulis Narasi : Budi Wahana
SULSEL PEMBURUNEWS - Sebuah fenomena yang biasa terjadi dalam perjalanan pemerintahan antara bupati atau walikota dengan wakilnya.
Jejak perjalanan pemerintahan di Luwu Utara serta Kota Palopo dapat menjadi acuan yang turut memperkuat Stigmatisasi perihal adanya fenomena tersebut.
Periode 2010/2015 Arjuna dan IDP merupakan pasangan kepala daerah yang memenangkan pilkada langsung kedua di Luwu Utara. Namun periode berikutnya pada pilkada 2015 Indah Putri Indriani (IDP) menggandeng Tahar Rum maju melawan Arjuna dan memenangkan kontestasi serta menggantikannya sebagai bupati.
Hal serupa berulang kembali pada pilkada 2020 Tahar Rum menggandeng Rahmat Laguni maju melawan IDP namun belum dapat menaklukkan elektabilitas Indah Putri Indriani yang kembali melanjutkan pemerintahannya di periode kedua duet bersama Suaib Mansur sebagai wakilnya.
Kisah kembali berulang pada pilkada serentak 2024, Suaib Mansur maju melawan M. Fauzi Suami dari IDP namun keduanya tumbang oleh pasangan A. Rahim-Jumail Mappile.
Fenomena yang sama juga terjadi di Palopo dengan melibatkan figur seperti Judas Amir, Rahmat Masri Bandaso dan Ahmad Syarifuddin Publik palopo tentunya tahu betul kisah jejak perjalanan yang ada.
"Tak Ada Kawan dan Lawan Yang Abadi...!!"
"Yang Ada Hanyalah Faktor Kepentingan..."
Demikian filosofi yang berlaku di dunia politik.
Jika hari ini sejalan bergandengan tangan..
Bisa jadi esok/lusa akan saling berhadapan
Ini memberi isyarat kepada kita semua untuk tidak terlalu berlebihan dalam menyikapi setiap peristiwa dan dinamika politik yang ada khususnya seputar panggung kontestasi Pilkada.
Masyarakat saling berseteru akibat beda pilihan Para Kandidat bisa jadi duduk ngopi satu meja, Santai dan Larut dalam diskusi Kepentingan. Siapa yang jadi korban..?
#fenomenapolitik

0 Komentar